Diceritakan dari sudut pandang Watson, seorang pensiunan dokter Angkatan Darat Inggris, yang pada tugas terakhirnya mengalami luka tembak dan terserang penyakit tifus, sehingga dibebastugaskan dari resimennya dan dipulangkan ke Inggris karena kondisinya yang lemah. Di Inggris, Watson tinggal sendiri karena dia tidak punya kerabat di sana. Penghasilan yang kecil mengharuskan dia untuk mencari tempat tinggal yang murah. Keinginan ini dia utarakan kepada temannya yang dia temui secara tidak sengaja di bar. Dari temannya itulah Watson mengenal Sherlock Holmes, seorang pria yang sedang mencari rekan untuk berbagi tempat tinggal dan biaya sewa.
Setelah pertemuan pertama yang “mengherankan” di laboratorium, Watson yang telah diperingatkan sebelumnya oleh temannya akan perangai aneh Holmes, memutuskan untuk menerima tawaran berbagi tempat tinggal dan biaya sewa apartemen dengan Holmes. Apartemen tersebut terletak di Baker Street No. 221B. Pada saat itu Watson belum mengetahui pekerjaan Holmes.
Setelah tinggal bersama pun perlu waktu berminggu-minggu agar Watson dapat mengetahui apa sebenarnya yang dilakukan Holmes. Sebenarnya bisa saja dia menanyakan langsung kepada Holmes, tetapi sopan santun menghalanginya untuk bertanya. Holmes tidak pernah membicarakan masalah pekerjaannya karena itu dia pikir Holmes tidak ingin pekerjaan nya diketahui.
Menarik membaca bagaimana Watson menerka-nerka apa pekerjaan yang dilakukan oleh rekan serumahnya itu. Tidak bekerjanya Watson dan kesehatannya yang buruk membuatnya harus sering berada di rumah. Bosan karena tidak melakukan apa-apa, sehingga ketika ada misteri kecil tentang pekerjaan holmes di hadapannya, langsung disambutnya dengan semangat. Bak detektif dia mengumpulkan apa saja yang dia ketahui tentang Holmes, dan menulisnya dalam catatan kecil berjudul “Sherlock Holmes – kelebihan dan kekurangannya”.
Walaupun begitu, itu pun belum cukup untuk menguak misteri pekerjaan Holmes, sampai pada suatu hari Holmes sendiri yang membuka tabir misteri tersebut. Dan dimulailah keterlibatan Watson dalam kasus yang dinamai sendiri oleh Holmes sebagai “Penelusuran Benang Merah” (A study in Scarlet)
“Memang ada benang merah pembunuhan dalam kumparan kehidupan yang tanpa warna. Tugas kitalah untuk menelusurinya, menguraikannya, dan meluruskannya”. (Sherlock Holmes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar