Tiga Strategi Brilian Warren Buffett Yang Membuatnya Kaya Raya
Halo! | Sobat Doskoyan |
Mencermati kerajaan bisnis Buffett Berkshire Hathaway, tiga kualitas penting muncul ketika diinternalisasikan, yakni dapat membantu keuntungan investor di masa ekonomi makmur dan tetap melindungi ketika angin bertiup ke arah sebaliknya. Tiga strategi briliannya pada investasi adalah fokus pada jangka panjang, diversifikasi dan dividen.
Fokus Jangka Panjang
Warren Buffett mengatakan bahwa dalam berinvestasi, ia senang dengan periode selamanya. Berdasarkan hal itu, sejumlah aset telah menjadi andalan dalam portofolio Berkshire Hathaway selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.
Dalam sebuah wawancara, menyusul keputusannya untuk mengakuisisi sisa saham Burlington Northern Santa Fe Railroad, Buffett mengalihkan fokus untuk jangka panjang. Ia meramalkan bahwa kereta api akan tetap penting 100 tahun dari sekarang.
Dengan fokus pada jangka panjang, investor terkenal dunia ini juga telah mampu mengatasi sejumlah krisis ekonomi, termasuk krisis ekonomi terbaru. Pada puncak krisis, ketika banyak orang yang melarikan diri dari pasar, Buffett menulis sepotong pendapat yang saat ini terkenal di New York Times berjudul, "Buy American. I Am."
Dalam artikel itu, ia bersikukuh bahwa kekacauan merupakan kesempatan ideal untuk mengambil keuntungan dari pemulihan AS yang tak terelakkan. Hal ini bertentangan dengan keyakinan banyak orang. “Meskipun AS dan negara lain yakin, rintangan yang dihadapi akan muncul pada 2011 dan memicu ketakutan investor, saya tetap yakin bahwa kami berada di jalan menuju pemulihan,” ujarnya.
Dengan outlook jangka panjang, lanjutnya, sangat mungkin mendapatkan keuntungan dari membaiknya kondisi dan menghindari hambatan psikologis yang dapat mengakibatkan kerugian,”Itu reaksi spontan,” katanya.
Diversifikasi
Melalui investasi dan anak perusahaannya, Buffett telah memperluas jangkauannya ke berbagai sudut pasar global. Dengan berpegang pada pelbagai sektor, termasuk perawatan kesehatan, industri, barang keuangan dan konsumer, kerajaan Berkshire Hathaway telah mampu mengatasi gejolak pasar dan meraup untung saat ada kenaikan.
Munculnya ETF (Exchange Traded Fund) juga menguntungkan. Pasalnya, investor dapat dengan mudah memperluas jangkauan mereka di luar saham dan obligasi domestik ke negara-negara asing. Selain masuk ke aset alternatif, seperti komoditas dan mata uang. Keseimbangan nyaman dari komponen dapat membantu membentuk portofolio dan bersiap untuk setiap kondisi pasar.
Dividen
Berkshire Hathaway tidak membayar dividen. Namun, beberapa perusahaan yang menghasilkan return menjadi andalan utama portofolio Buffett. Selain menjadi pemimpin di sektor masing-masing, Buffett memposisikan Coca-Cola, Proctor & Gamble serta Johnson & Johnson menjadi pembayar dividen terkenal.
Bagaimanapun, mengulang tahun lalu, distribusi telah menjadi indikator penting yang menunjukkan iklim ekonomi yang volatile. Hal-hal pengingat dari gejolak ekonomi Amerika Serikat dan luar negeri ini dapat menyebabkan guncangan yang tak terduga dan memilukan.
Namun, dividen yang konsisten dapat membantu mengurangi beberapa volatilitas ini, dan memberikan investor konservatif beberapa kenyamanan dan kepercayaan. Salah satu cara dimana investor dapat menangkap beragam investasi yang kuat, perusahaan dengan dividen adalah dengan ETF, seperti iShares Dow Jones Select Dividend Index Fund.
Buffet sangat konsisten dengan portofolio investasinya, ia memiliki komposisi investasi 30% di asuransi, 10% di energi, dan 60% di manufaktur serta jasa dan ritel.
Robert P. Miles penulis sekaligus sahabat Warren Buffett sebelumnya menuturkan bahwa Buffett adalah sosok investor jenius yang memiliki teori value investing, dimana investasi harus dibawah nilai. “Ia tidak takut masuk ke pasar saat nilai pasar sedang turun, namun ia akan mendapatkan keuntungan (gain) saat harga pasar naik,” katanya.
Dengan teorinya itu, Buffett yang memulai investasi dengan US$ 3.700 pada tahun 1965 berhasil melipatgandakannya menjadi US$ 100 miliar di tahun 2006.
Miles pun menambahkan, bahwa Buffett adalah investor yang tidak hanya terpaku dengan harga pasar karena hal itu tidak benar-benar mewakili bisnis tertentu. “Ia berprinsip bahwa market adalah pelayan, bukan tuan bagi investor,”ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar